Rabu, 25 Oktober 2017

Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd, MM. Tugas Perencanaan Pembelajaran. Judul Model Instructional Design "ADDIE Model"

Nama  : Karimatul Ulya
NIM     : 2015820079
Kelas   : BSD - 5
Tugas  : Model Instructional Design “ADDIE Model”
Dosen  : Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd, MM.

 

ADDIE Model

The ADDIE Model was first created for the U.S. Military during the 1970s by Florida State University. ADDIE is an acronym for a five - phase course development process. The ADDIE model generally consists of five interrelated phases —Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. The ADDIE model represents a flexible guideline for building effective training and instructional materials.
See each of the phases below:
Analysis
In the analysis phase of the ADDIE model the instructional problem is identified. The instructional goals, success metrics, and overall objectives are also established. Information regarding the learner such as the learning environment, preferences, demographics, and existing knowledge and skills are also identified during this phase.

 
Design
The design phase of the ADDIE model nails down learning objectives, instructional methods and activities, storyboards, content, subject matter knowledge, lesson outlines, and media assets.
Development
The development phase of the ADDIE model is where instructional designers develop the content and learning interactions outlined in the design phase. During this phase, content is written and graphics, audio, and photography are also produced and assembled.
Implementation
During the implementation part of the ADDIE model, the instructional designer delivers the content and materials to Learning Management Systems (LMS) or directly to the trainer for live training events. The instructional designer also provides training needed to trainers, facilitators, SME's or instructors. 
Evaluation
During the evaluation phase of the ADDIE model, the instructional designer  determines what success will look like and how it will be measured. Often times, the evaluation consists of two phases: formative and summative. Formative evaluation is iterative and is done throughout the design and development processes. This occurs all throughout the ADDIE process. Summative evaluation consists of tests that are done after the training materials are delivered. The results from these test help to inform the instructional designer and stake holders on whether or not the training accomplished its original goals outlined in the analysis phase. 
Analisis
Menurut saya, suatu proses pembelajaran yang baik ialah tergantung dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya, apabila perencanaan pembelajaran dibuat dengan baik dan disusun secara sistematis, maka pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai perencanaan tersebut.
Dalam membuat suatu perencanaan pembelajaran, kita dapat melihat beberapa refrensi model perencanaan pembelajaran, dapat kita sesuaikan terlebih dahulu dengan pembelajaran yang akan kita laksanakan nanti, setelah itu kita dapat memilih model apa yang dapat digunakan.
Dalam model perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model ADDIE ini sangat baik dan sudah secara sistematis. Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan model ini ialah mengikuti susunan point-point nya yang dimulai dari point:
A [Analysis/analisis] : hal terbaik sebelum menyusun perencanaan pembelajaran, kita harus bisa menganalisis segala sesuatu yang terkait dengan pembelajaran yaitu, analisis karakter siswa, situasi kelasnya seperti apa, kebutuhan siswa dalam pembelajaran, cocok atau tidaknya model ini dalam pembelajaran tersebut, ini harus dilakukan pertama kali karena apabila tidak cocok digunakan, maka kita harus mencari model pembelajaran lain.
D [Design/Perencanaan] : setelah menganalisis langkah selanjutnya ialah sebelum kita memulai suatu proses perencanaan pembelajaran kita harus membuat dan merencanakan tujuan pembelajaran apa yang hendak dicapai dan tujuan seperti apa yang akan dicapai, kemudian merencanakan dan memilih metode apa yang akan digunakan, memilih strategi yang sesuai, memilih media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan harus mempersiapkan materi ajar dengan matang yang untuk diajarkan oleh peserta didik.
D [Development/Pengembangan] : setelah menganalisis dan membuat suatu perencanaan atau desain, guru harus dapat mengembangkan materi yang disampaikan, guru juga harus mampu mengembangakan metode dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa cepat bosan, kemudian guru harus kreatif dalam mengembangkan media sesuai dengan zaman, agar siswa mudah memahami, kemudian guru harus dapat mengembangkan interaksi kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
I [Implementation/Pelaksanaan] : setelah tiga point sebelumnya sudah dilaksanakan, sekarang guru diberikan materi yang akan menjadi pokok bahasan dalam pembelajaran atau bahkan guru akan dapat langsung belajar dengan pelatih yang profesional dalam acara pelatihan-pelatihan yang dapat menjadikan guru-guru lebih kompeten dan dapat melaksanakan pembelajaran secara maksimal.
E [Evaluation/Evaluasi] : pada point terakhir ini, peran guru sangat penting terhadap sukses atau tidaknya suatu pembelajaran dengan menggunakan Model ADDIE, pada point ini guru dapat mengevaluasi peserta didik menggunakan pemberian tes formatf atau tes sumatif. Tes formatif diberikan oleh guru kepada siswa setelah guru selesai menjelaskan materi yang disampaikan, sedangkan untuk tes sumatif siswa tidak diberi tugas secara langsung tetapi tes tersebut diberikan pada saat materi yang diajarkan telah lebih dari satu pembahasan dan dirasa siswa telah mampu memahami materi pembahasan sebelumnya.
Model ini dapat cocok ataupun tidak tergantung ke lima unsur tersebut [ADDIE]. Tetapi, baiknya apabila guru ingin menggunakan model ADDIE dalam menyusun perencanaan pembelajaran, guru sudah yakin memastikan cocok atau tidaknya dalam pembelajaran tersebut agar tidak perlu mencari model yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar